Reportase

TEDAK PUAN : “Pertunjukan Kolaborasi Seni Lintas Disiplin Tradisi Suku Dayak Kayaan Mendalam”

Pontianak, 30 November 2024. 

Pertunjukan Kolaborasi seni lintas disiplin dengan tema “Tedak Puan” yang menghadirkan antusias dan tepuk tangan penonton pada sabtu malam Pukul 19.30 WIB di Aula Garuda Kantor Gubernur Kalimantan Barat. mempersembahkan pertunjukan kolaborasi para seniman lintas disiplin, menghadirkan kekayaan budaya Suku Dayak Kayaan Mendalam dengan mengharmoniskan antara seni teater, tari, rupa, musik, dan media visual.

berbicara tentang manusia dan alam, antara tradisi dan kearifan lokal Suku Dayak Kayaan Mendalam, bagaimana tato dan telinga panjang menjadi objeknya. persembahan ini merupakan representasi dari pertunjukan Dexara Hachika yang sebelumnya juga mengadakan pertunjukan di Yogyakarta dengan judul “Puan dan Tato” mengangkat kisah akan harapan dan doa hubungan sakral yang kini perlahan memudar dalam arus modernitas. bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat yang memfasilitasi pertunjukan “Tedak Puan”. 

dari wawancara bersama Faozi Yunanda (sutradara Tedak Puan) Pertunjukan “Tedak Puan” terinspirasi oleh tradisi dan mitologi Suku Dayak Kayaan Mendalam tentang, bagaimana masyarakat adat meyakini tato sebagai sesuatu yang sakral dan suci, dan bagaimana kemudian terjadinya pergeseran secara makna dari adat menjadi stigma, akhirnya dengan latar belakang sejarah munculah stigma  yang negatif dalam masyarakat.

bentuk pertunjukan Tedak Puan sendiri merupakan hasil kolaborasi para seniman multi-disiplin,  dimana kemudian diinterpretasikan atau diartikulasikan secara bersama sama dengan Dexara Hachika tetap sebagai Aktor utamanya, karena ini juga merupakan hasil risetnya dia, dan pada akhirnya semuanya bergerak dengan semangat kolaborasi

di awal pertunjukan di hadirkan bagaimana sosok seorang kakek yang merayu cucu perempuannya untuk bertato yang kemudian dilantunkannya syair dengan menggunakan bahasa Dayak Kayaan Mendalam dengan diiringi musik tradisional Suku Dayak. 

dengan panggung yang dilatari oleh pemandangan alam dan irama langkah para penari yang membentuk pola menggambarkan ingatan akan ritual yang penuh hikmat, sampai ketika para penari mulai memperlihatkan ukiran tato yang ada di tangan-tangan mereka.

Dexara Hachika sebagai aktor utama dalam pertunjukan itu sangat menghayati perannya sehingga tidak heran setiap mata yang melihatnya tenggelam kedalam alur cerita yang diperankannya.

di lain sisi panggung, tampak sesosok wanita yang menggerakan kuas dengan lihai membentuk pola motif yang ditafsirkan memiliki makna yang beragam, mulai dari strata sosial masyarakat sampai kepada makna perkawinan dan kelahiran.

Melalui Tedak Puan, terdapat pesan yang terpatri begitu jelas. budaya bukan sekedar tentang dikenang, ia harus hidup dan diteruskan sebagai upaya pelestarian kebudayaan. pertunjukan ini menjembatani bagaimana tato sebagai sesuatu yang sakral dan suci di masa lalu dan sarat tantangan akan masa depan. Tedak Puan tidak hanya sekedar pertunjukan, ia adalah doa dan harapan yang dikemas dan disampaikan melalui seni, dan dengan ini Tedak Puan diakhiri []

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Ditulis Oleh : Diaz Cahya Anugrah

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *